Search
Search

Sambut Idul Adha 1444 H, LPPOM MUI bekerjasama dengan HSC IPB Gelar Pelatihan Kurban 2023

  • Home
  • Berita
  • Sambut Idul Adha 1444 H, LPPOM MUI bekerjasama dengan HSC IPB Gelar Pelatihan Kurban 2023

Idul Adha semakin dekat. Penting mempelajari Kembali keterampilan dalam menangani hewan kurban dan melakukan penyembalihan agar daging tetap terjaga kehalalannya. Hal ini disampaikan oleh Halal Partnership and Audit Services Director of LPPOM MUI, Dr. Ir. Muslich, M.Si., dalam seminar, “Pelatihan Penanganan dan Penyembelihan Hewan Kurban bagi Pengurus DKM dan Masyarakat Umum”.

Acara ini diselenggarakan Halal Science Center (HSC) IPB University  bekerjasama dengan LPPOM MUI  pada 24 Juni 2023. Menurutnya, proses distribusi daging juga penting terkait sifat daging yang mudah rusak dan terkontaminasi. Daging harus diterima mustahiq dengan baik dan terjaga kehalalannya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada HSC IPB University, yang sudah mengagendakan acara ini secara rutin. Semoga dengan acara ini, para peserta dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam melaksanan tugasnya nanti (sebagai penyembelih hewan),” ungkap Muslich.

Sementara itu Kepala Halal Science Center IPB University, Prof. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan ini diselenggarakan untuk mengamalkan salah satu sunnah Rasul dalam berbuat ihsan kepada hewan yang akan disembelih. Baik secara pra-penyembelihan, sewaktu penyembelihan, dan pasca-sembelihan.

“Pelatihan Penanganan hewan kurban ini sangat penting agar daging hasil sembelihan tidak hanya halal, namun thayyib. Yaitu: bersih, aman, dan sehat tidak tercemar oleh najis dan tidak terkontaminasi bakteri pembusuk ataupun mikroba yang tidak menguntungkan lainnya,” lanjut Khaswar.

Sementara itu, Dr. Aminudin Yakub, M.Si., selaku Komisi Fatwa MUI menambahkan, Pra-penyembelihan mensyaratkan kewajiban berbuat baik atau ihsan pada hewan adalah. Perlu diperhatikan tahap seperti memberi makan yang baik serta pemisahan proses penyembelihan harus antara hewan yang disembelih dan yang belum disembelih, supaya (penyembelihan) tidak terlihat oleh hewan yang belum disembelih”.

Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi MUI ini juga menambahkan, “Pada proses penyembelihan, bukti bahwa hewan yang disembelih masih hidup adalah mengalirnya darah. Inilah makna al-adha. Adha itu artinya mengalirkan darah.”

Lebih lanjut beliau juga menambahkan bahwa dalam hari raya Idul Adha, Kita mengalirkan darah, menunjukkan hewan yang disembelih masih hidup. Lalu, harus terputus saluran nafas, saluran makanan dan dua urat nadi. Kemudian, proses penyembelihan harus dilakukan dengan satu kali goresan pisau dan itu membuktikan bahwa pisau itu tajam serta tidak menyakiti.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti HSC IPB sekaligus Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Dr. drh. Supratikno, M.Si., PAVetmenyampaikan bahwa, “pasca penyembelihan, ada 60% darah yang keluar mengalir dan 40% darah tertinggal dalam tubuh hewan. Meskipun darah yang tertinggal itu diperbolehkan, tetapi tidak baik jika terlalu banyak, karena di dalam darah ada hemoglobin. Di dalam hemoglobin ada zat besi dan zat besi merupakan katalisator yg mampu membantu oksidasi lemak, sehingga jika teroksidasi maka daging akan cepat bau. Sedangkan darah adalah media yg baik untuk pertumbuhan mikroba, sehingga daging menjadi cepat rusak.”

Pria yang berprofesi sebagai dokter hewan ini menegaskan, ada tiga kunci utama dalam penyembelihan, yakni:

  1. Persiapan lingkungan. Hal ini terkait lokasi penurunan ternak dan penampungan, tempat penyembelihan dan pengolahan limbah, penggantungan karkas, dan penanganan daging
  2. Pembagian Tugas. Pada tahap ini, perlu petugas perebahan dan penyembelih yang kompeten serta jumlah petugas memadai untuk yang menangani pengulitan serta pengolahan jeroan
  3. Peralatan seperti pisau sembelihan, peralatan penanganan hewan dan kait penggantung daging yang harus memadai.

Selain itu, Peneliti HSC IPB sekaloigus Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Muhamad Baihaqi, S.Pt., M.Sc., Agr., menambahkan tips memilih hewan kurban. Tips pertama adalah mengetahui syarat-syarat hewan yang bisa dijadikan hewan kurban. Lalu, kita harus memahami perbedaan jenis hewan, seperti sapi yang bervariasi antara lain limousine, Bali, Simental dan lainnya. Lalu, bobot dan tingkat kegemukan harus diukur. Terakhir, cara pemeliharaannya hingga penyembelihan yang harus diperhatikan. (ZUL)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.