Search
Search

Mengenal Manfaat dan Titik Kritis Keharaman Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme yang hidup dalam bahan pangan dalam jumlah cukup dan mampu memberikan manfaat bagi kesehatan saluran pencernaan. Masyarakat lebih mengenal probiotik sebagai bakteri asam laktat atau bakteri sehat. Probiotik mempunyai manfaat terapeutik, seperti membantu pengobatan lactose intolerance, mencegah kanker usus besar, dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Bagaimana aspek kehalalannya?

Pandemi COVID-19 yang berlangsung selama lebih dari tiga tahun, semakin membangkitkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi produk yang mengandung probiotik, yang diyakini dapat membantu mengobati berbagai macam penyakit serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Istilah probiotik berasal dari bahasa Yunani. Kata “pro” artinya mempromosikan dan “biotik” artinya kehidupan. Probiotik muncul pada awal abad ke-20 silam dan diperkenalkan oleh Elie Metchnikoff yang menyimpulkan bahwa kesehatan warga di lingkungan perdesaan Bulgaria dapat meningkat dan jarang pikun karena peran bakteri baik di usus yang diperoleh setelah mengonsumsi susu asam sebagai sumber probiotik.

Istilah probiotik dan prebiotik merupakan dua hal yang berbeda, terkait bentuk, peran dan manfaat yang berbeda pula. Probiotik merupakan bakteri yang membawa manfat bagi kesehatan, khususnya kesehatan saluran pencernaan. Bakteri baik ini dapat diperoleh dari makanan, minuman, ataupun suplemen. Lactobacillus (seperti L. rhamnosus) dan Bifidobacterium (seperti B. Bifidum), adalah contoh bakteri probiotik yang paling umum. Sementara itu, prebiotik adalah jenis makanan, biasanya makanan tinggi serat, yang berfungsi sebagai asupan untuk bakteri baik dalam tubuh manusia agar jumlahnya tetap terjaga. Singkatnya, probiotik adalah bakteri baik, sedangkan prebiotik adalah asupan makanan untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik tersebut.

Teknologi inovasi kini telah menemukan lebih banyak jenis bakteri baik. Ada beberapa jenis probiotik dan beragam manfaat kesehatan probiotik masing-masing. Jenis ini diidentifikasi berdasarkan genus, spesies, dan galur probiotik.

Guru besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr. menjelaskan, probiotik banyak ditemukan pada makanan dan minuman fermentasi yang tidak melewati proses pemanasan, seperti tapai, tempe, teh kombucha, kimchi, yogurt dan produk fermentasi lain .

Probiotik dikenal sebagai antibiotik dan antivirus alami yang dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri buruk. Seperti dirilis Kompas.com, beberapa jenis probiotik yang potensial memberikan manfaat bagi kesehatan, antara lain:

Lactobacillus. Lactobacillus terdapat secara alami dalam sistem pencernaan, kemih, dan alat kemaluan tubuh dengan jumlah lebih dari 50 spesies Lactobacilli. Jenis makanan yang mengandung probiotik Lactobacillus adalah yogurt, dan beberapa suplemen. Lactobacillus jamak digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai macam kondisi kesehatan dan penyakit, seperti mengatasi infeksi jamur, bakteri vaginosis, infeksi saluran kemih, sindrom iritasi usus, diare, dan mencegah infeksi saluran pernapasan. Selain itu, Lactobacillus juga dapat mengobati intoleransi laktosa, masalah kulit lepuh, eksim, jerawat, dan sariawan.

Bifidobacteria. Bifidobacteria banyak ditemukan di usus besar dengan jumlah sekitar 30 spesies. Bakteri ini dapat muncul selang beberapa hari setelah bayi dilahirkan, terutama bagi bayi yang mengonsumsi ASI. Bifidobacteria terbukti dapat meningkatkan lipid darah dan toleransi glukosa, serta efektif meringankan gejala iritasi saluran pencernaan seperti sakit perut, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya.

Selain probiotik diatas, ada juga Saccharomyces boulardii yang merupakan satu-satunya probiotik jamur, terbukti efektif untuk mencegah dan mengobati diare karena efek samping antibiotik. Selain itu, ada pula Enterococcus faecium adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam saluran usus manusia dan hewan, sedangkan Streptococcus thermophilus adalah bakteri yang dapat memproduksi enzim laktase dalam jumlah besar, dan dilaporkan dapat mencegah intoleransi laktosa. Leuconostoc telah digunakank secara luas dalam pengolahan makanan, salah satunya asinan yang umumnya disukai masyarakat sejak lama.

Prof. Sedarnawati menambahkan, probiotik umumnya aman dikonsumsi dalam dosis yang tepat, kecuali untuk pengidap gangguan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, pastikan untuk mengonsumsi probiotik yang higienis dan sudah mendapatkan jaminan keamanan pangan dari otoritas kesehatan.

Bagaimana mencermati kehalalannya?

Meski mengandung banyak manfaat serta aman dikonsumsi, Prof. Sedarnawati mengingatkan agar konsumen muslim berhati-hati memilih makanan atau minuman yang mengandung probiotik. “Harus diperhatikan aspek kehalalannya,” ujar Prof. Sedarnawati.

Sebagai contoh, masyarakat mengenal miso sebagai produk pangan fermentasi yang berasal dari Jepang sekitar 500 tahun sesudah masehi. Miso dapat digunakan sebagai bahan penyedap makanan atau dikonsumsi secara langsung. Saat ini miso belum diproduksi di Indonesia tetapi berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia sebagai makanan fungsional yang baik bagi kesehatan. Manfaat miso antara lain menurunkan risiko kolesterol, mencegah kanker paru-paru, membantu memelihara kesehatan pencernaan, antidiabetes dan mengurangi risiko kanker. Hasil penelitian melaporkan bahwa mengkonsumsi secangkir miso tiga kali sehari dapat mengurangi terjadinya kanker payudara.

Pembuatan miso terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pembuatan koji dan dilanjutkan dengan tahap pembuatan miso. Pada pembuatan koji dilakukan fermentasi dengan menggunakan beras dan kapang (ragi tempe) dengan tujuan memproduksi berbagai macam enzim oleh kapang. Enzim tersebut berperan dalam proses penguraian makromolekul bahan baku menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Pada tahap pembuatan miso dilakukan fermentasi dengan campuran garam, kacang dan koji. Fermentasi bertujuan untuk pembentukan cita rasa miso dengan menambahkan Rhizopus sp. yang terkandung dalam ragi tempe untuk meningkatkan nilai nutrisi sekaligus nilai cerna kacang. Fermentasi dengan menggunakan kapang mampu meningkatkan kandungan N-amino yang dibutuhkan bagi tubuh sehingga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Agar kedua mikoorganisme berkembang dengan baik, kadang ditambahkan media fermentasi yang bisa saja kritis.  Ditambah lagi, untuk menghentikan proses fermentasi dan mencegah terbentuknya aroma yang tidak diinginkan, tahap akhir pembuatan miso seringkali menggunakan alkohol yang dapat berasal dari minuman keras.

Contoh lainnya, pembuatan sebagai salah satu jenis produk fermentasi dari susu. Pada pembuatan kefir ditambahkan bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus acidophilus sebagai starter. Bakteri tersebut bersama dengan khamir menguraikan karbohidrat yang ada dalam susu dan mengubahnya menjadi asam laktat dan etanol. Kefir memiliki cita rasa yang asam khas produk fermentasi, dengan kandungan karbohidrat (laktosa) yang lebih rendah karena telah dimanfaatkan oleh bakteri.  Kefir dapat saja mengandung etanol melebihi batas 0,5% sesuai tuntunan fatwa MUI.

Dari dua contoh jenis pangan di atas, perlu diterapkan kehati-hatian karena produk probiotik merupakan produk mikrobial yang diperoleh melalui proses fermentasi. Proses fermentasi merupakan proses biologis yang dalam rangkaian prosesnya melibatkan beberapa tahapan yang memungkinkan status kehalalan produk tersebut berubah, antara lain media perbanyakan bakteri, dan hasil samping produk (pada Kefir ada alkohol).

Namun jika dalam proses tersebut bahan maupun media yang digunakan terjamin halal maka produk dari proses fermentasi tersebut adalah halal. Sekarang banyak beredar teh kombucha yang populer di masyarakat, ternyata pada proses fermentasi menghasilkan produk samping berupa alkohol dalam kadar tertentu. Rata-rata kandungan alkohol yang dihasilkan oleh kombucha kurang dari 0,5 persen.

Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol disebutkan bahwa produk minuman hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol kurang dari 0,5% hukumnya halal.

Namun jika dalam prosesnya terjadi penggunaan atau persentuhan bahan dengan unsur babi dan turunannya, maka status produk hasil fermentasi tersebut menjadi tidak halal. (***)

Referensi:

Memahami Fatwa MUI tentang Kadar Etanol pada Produk Makanan dan Minuman

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.