Search
Search

Hikmah dan Keutamaan Bulan Suci Ramadhan 

Hikmah dan Keutamaan Bulan Suci Ramadhan 

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila telah masuk bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka, dan setan pun dibelenggu (H.R. al-Bukhari). 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., karena kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Banyak hikmah yang dapat kita peroleh di bulan suci ini.  

Puasa di bulan Ramadhan menjadi kewajiban yang ditetapkan oleh Allah bagi hamba-Nya yang beriman. Kewajiban puasa Ramadhan ini disebutkan dalam firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 183. “Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183).  

Terkait bulan Ramadhan, Ketua MUI K.H. Cholil Nafis menyatakan, bulan Ramadhan merupakan barometer keimanan seorang Muslim. Bagaimana cara seseorang menyambut Ramadhan bisa menunjukkan bagaimana kondisi keimanan seseorang, dalam kondisi baik atau rapuh. “Jika kita merasa senang, berarti imannya baik. Kalau yang merasa sedih, mumpung masih Sya’ban dipuas-puasin makannya, berarti imannya sedang rapuh,” ujar K.H. Cholil Nafis seperti dikutip Republika

Ditambahkan, bagi umat Muslim sangat penting untuk mengikuti tarhib Ramadhan dan menggemakan di masyarakat. Tujuannya, agar iman setiap Muslim bisa naik dan bergembira dalam menyambut Ramadhan.  

Di bulan Ramadhan, diharapkan orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal yang maksiat. Inilah sebabnya mereka dapat memasuki surga dan pintu-pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah untuk menjauhi maksiat (dosa-dosa) ketika itu.  

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam firman Allah Swt.: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). ” (Q.S. Al-Baqoroh : 185).  

Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh menjelaskan : (Dalam ayat yang mulia ini) Allah Swt. memuji bulan puasa, yaitu bulan Ramadhan, daripada bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian, karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an daripada bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab Ilahiyah lainnya (yakni kitab-kitab samamiyyah) kepada para Nabi ’alaihimus salam.  

Selain itu, Ramadhan adalah bulan di mana setan-setan dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan pintupintu surga dibuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Apabila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan pun dibelenggu.”  

Al-Imam Al-Qodhi ‘Iyadh rohimahulloh menjelaskan, hadits di atas dapat bermakna bahwa terbukanya pintu-pintu surga dan tertutupnya pintu-pintu jahannam serta terbelenggunya setan-setan, adalah sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut. 

Keutamaan Ramadhan  

Keutamaan bulan Ramadhan seperti dijelaskan dalam buku Paham Hisab Muhammadiyah dan Tuntunan Ibadah Bulan Ramadhan, antara lain pertama, orang yang berpuasa Ramadhan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan terhadap Allah serta mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan menjaga dirinya sebagaimana mestinya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.  

Dari Abū Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan (terhadap Allah) akan diampuni dosadosanya yang telah lalu (H.R. al-Bukhārī dan Muslim).  

Kedua, barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah secara tanpa batas apabila dilaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.  

Dari Abū Hurairah r.a. (dilaporkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Ta‘ala berfirman: Setiap amal anak Adam (manusia) adalah untuk dirinya, dan ganjaran kebaikan itu dilipatkan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Dia adalah untuk-Ku dan Aku yang membalasnya (dengan tanpa batasan). Orang yang berpuasa itu meninggalkan makanan dan syahwatnya demi Aku, dan meninggalkan minuman dan syahwatnya demi Aku. Maka puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku membalasnya (H.R. adDārimī).  

Maksud hadist di atas setiap amal ibadah yang dilakukan dengan penuh iman dan keikhlasan serta dengan menjauhi dosa-dosa besar akan dilipatgandakan pahalanya antara sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Dikecualikan puasa, di mana apabila dilakukan dengan penuh iman, keikhlasan dan menjauhi dosa-dosa besar, Allah langsung melipatgandakan pahalanya dengan tanpa batas. Ini adalah keutamaan puasa atas amal lainnya.  

Hal itu karena di dalam puasa terdapat unsur perjuangan berat, yaitu mengendalikan diri dari segala godaan dan syahwat yang dapat membawa seseorang kepada berbagai perbuatan yang merugikan dan bertentangan dengan kepatutan.  

Ketiga, orang yang melaksanakan puasa mendapatkan dua kegembiraan, yaitu kegembiraan duniawi nikmatnya saat berbuka puasa dan kegembiraan ukhrawi saat menemui Allah di hari akhirat kelak.  

Dari Abū Hurairah, dari Nabi saw. (bahwa) beliau bersabda: Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan: kegembiraan saat berbuka puasa dan kegembiraan ketika menghadap Tuhannya Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung [H.R. Ahmad].  

Keempat, orang yang berpuasa satu hari saja di jalan Allah akan dijauhkan dari api neraka sejauh 70 tahun. Dari Abū Sa‘īd al-Khudrī r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah akan dijauhkan Allah dirinya dari neraka sejauh tujuh puluh tahun [H.R. Muslim].  

Kelima, orang yang berpuasa akan mendapatkan keistimewaan memasuki syurga melalui pintu khusus di hari akhirat nanti. Dari Sahl r.a., dari Nabi saw. (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Sesungguhnya di syurga terdapat sebuah pintu yang diberi nama ar-Rayyān, yang melaluinya orang-orang berpuasa masuk ke syurga di hari kiamat. Pintu itu tidak dilalui oleh siapa pun selain mereka.  

Di akhirat nanti dilakukan pemanggilan: Mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka berdiri (dan masuk ke syurga) dan tidak ada seorang pun masuk melalui pintu itu. Apabila mereka telah masuk pintu itu ditutup sehingga tidak ada seorangpun masuk melaluinya. (Dirangkum dari berbagai sumber)