Search
Search

Laboratorium LPPOM MUI Dukung Sertifikasi Vegan

  • Home
  • Berita
  • Laboratorium LPPOM MUI Dukung Sertifikasi Vegan

Laboratorium memiliki peran penting dalam sertifikasi vegan yaitu memberikan jaminan  terhindar dari fraud produk vegan dan memberikan nilai tambah pelaku usaha. Head of LPPOM MUI Laboratory, Heryani, S.Si., M.TPn., menyampaikan hal ini dalam webinar bertema “A Beauty and Healthy of Vegan Cosmetics” yang diselenggarakan LPPOM MUI pada 6 Juli 2023 bekerja sama dengan World Vegan Organization & Vegan Society Indonesia dan Skinproof.

Trend gaya hidup vegan yang menghindari mengonsumsi makanan hewani kini semakin populer di masyarakat. Bahkan, gaya hidup vegan yang awalnya terfokus pada makanan, mulai menjalar ke aspek lain,seperti penggunaan kosmetik. Saat ini semakin banyak produk perawatan tubuh dan kecantikan yang mengklaim bebas dari bahan hewani.

Menurut Head of Skinproof, apt. Theresia Sinandang, S.Farm, ada hal penting yang perlu diperhatikan pada produk kosmetik vegan. Ada anggapan bahwa kosmetik vegan identik dengan kosmetik natural, padahal tidak semua kosmetik natural itu adalah kosmetik vegan. Vegan sudah pasti natural karena plant base tetapi natural belum tentu vegan.

“Ada kekeliruan pada kosmetik yang mengandung honey tetapi klaim vegan, definisinya vegan itu adalah tidak mengadung unsur hewani, sedangkan madu itu adalah bahan turunan dari lebah. Ini yang masih menjadi kesalahan persepsi dalam menetapkan produk vegan,” jelas Theresia.

Dalam kesempatan yang sama, President of World Vegan Organization & Vegan Society Indonesia, Dr. Susianto menyampaikan, “vegan merupakan trend bisnis yang luar biasa. Trend ini secara dunia bisnis naik tajam seperti roket, termasuk juga kosmetik vegan. Maka dari itu sertifikasi vegan merupakan hal penting untuk memasarkan produk vegan.”

Heryani mengungkapkan, “Mordor Intelligence menunjukkan trend penggunaan kosmetik vegan yang semakin meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan pendapatan tahunan dari kosmetik vegan ini cukup tinggi sekitar 6,5% dan trend ini didominasi oleh pasar Eropa dan  Amerika Utara. Untuk Asia, ini di dominasi oleh India, sedangkan di Indonesia sendiri trend kosmetik vegan mulai muncul dan sangat potensial.”

Menurutnya, meski diklaim menggunakan bahan nabati, tidak ada jaminan bahwa kosmetik vegan sudah pasti halal. Ada kemungkinan penggunaan bahan penolong dari hewan yang tidak jelas kehalalannya maupun mengandung Najis, seperti penggunaan enzim hewani untuk memproses sebuah senyawa. Selain itu, ada potensi juga menggunakan bahan yang mengandung khamr (minuman keras) sebagai pelarut, pengemulsi, antiseptik dan pengawet.

Sebelum melakukan sertifikasi vegan untuk produk kosmetik, identifikasi bahan baku yang akan digunakan perlu dilakukan. Hal ini, karena sangat banyak peluang bahan baku yang berasal dari turunan hewan serta terkontaminasinya bahan baku untuk produksi. Salah satu caranya dengan melakukan uji pada laboratorium.

Pemerintah telah memberlakukan regulasi terkait produk vegan yang tertera pada regulasi BPOM RI Nomor 31 Tahun 2018 Pasal 64 tentang Label Pangan Olahan. Aturan ini menyebutkan bahwa pencantuman logo atau tulisan vegan pada produk harus dibuktikan dengan analisis asam deoksiribonukleat (DNA).

“Pengujian vegan ini sangat penting guna menghindari pemalsuan atau penipuan klaim sumber bahan vegan. Selain itu pengujian laboratorium dapat menjadi nilai tambah untuk menguatkan data serta memastikan bahwa produk tersebut benar-benar vegan. Terakhir data dari pengujian laboratorium ini dapat menjadi kontrol sekaligus pemastian pada produk kita tidak terkontaminasi bahan hewan,” tutur Hery.

Saat ini, Anda dapat mengakses seluruh informasi terkait dengan pengujian laboratorium LPPOM MUI melalui website https://e-halallab.com/. (ZUL)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.