Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI )selenggarakan Muslim Life Fair untuk dorong semangat UMK dalam berbisnis. Pada kesempatan ini, LPPOM hadir untuk menjelaskan urgensi sertifikasi halal sebuah produk.
Untuk mendorong sertifikasi halal untuk produk UMK, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) menyelenggarakan Muslim Life Fair 2024 hadir kembali di Cibinong pada 31 Mei-2 Juni 2024 di Innovation Convention Center (ICC) BRIN, Cibinong, Kabupaten Bogor. Pada kesempatan ini, LPPOM mendapatan kesempatan untuk menjelaskan urgensi sertifikasi halal bagi produk Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Direktur Utama LPPOM, Muti Arintawati, menyampaikan bahwa sertifikasi halal untuk makanan dan minuman menjadi salah satu produk yang wajib memiliki sertifikat halal pada Oktober 2024. Namun, Pemerintah memutuskan pengunduran wajib halal untuk UMK makanan dan minuman dari 2024 menjadi 2026.
“Meski begitu, penundaan ini tentunya tidak menjadikan UMK bisa berleha-leha. Untuk sampai ke Oktober 2026, pelaku usaha tidak menunda-nunda pengurusan sertifikat halal dan menunggu akhir masa penahapan. Sehingga UMK tidak akan kesulitan untuk dapat memenuhi tenggat waktu wajib halal,” ungkap Muti.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong bagi semua pihak untuk melakukan percepatan sertifikasi halal bagi UMK. Sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), LPPOM siap mendorong perpemerintah dalam menyukseskan implementasi regulasi wajib halal yang dicanangkan Pemerintah demi terwujudnya cita-cita Indonesia menjadi pusat halal dunia. Aksi nyata LPPOM dalam mendorong hal tersebut diwujudkan dalam berbagai program agar UMK naik kelas hingga ke pasar global.
Sementara itu, menurut Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Bogor, Akhmad Yani Suryana, S.K.M., M.Kes, produk-produk UMK terutama yang sudah bersertifikat halal kini diberikan kesempatan masuk untuk memasarkan ke Perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Pihaknya berharap produk UMK yang sebelum melakukan ekspor bisa bersaing dikancah nasional, karena telah masuk BUMN sehingga sudah pasti teruji.
Selain itu, Plt Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Dr. Taufik Hidayat, M.Ec, menyampaikan bahwa total ekspor produk halal Indonesia sudah mencapai 43,3 miliar dollar AS per Oktober 2023. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menyatakan jumlah produk makanan dan minuman di Indonesia yang memiliki sertifikat halal melalui jalur self declare sudah mencapai 1,4 juta lebih penerbitan hingga Maret 2024, sehingga pemanfaatan kuota sertifikasi halal self declare saat ini telah melampau target 1 juta sertifikat halal.
Menurut pihaknya, literasi ekonomi dan keuangan syariah masih perlu terus ditingkatkan, sehingga diperlukan berbagai upaya dalam mengajak masyarakat untuk tidak hanya lebih memahami ekonomi syariah, tetapi juga agar mengonsumsi produk-produk halal dan menggunakan layanan jasa keuangan syariah.
Pj. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bogor Siti Chomzah Asmawa menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Muslim Life Fair yang diselenggarakan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia Korwil Bogor, sebagai sarana dalam meningkatkan kesadaran khususnya masyarakat muslim akan gaya hidup syariah dan halal.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya Muslim Life Fair sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem halal dan meningkatkan UMK dan industri halal ekonomi serta keuangan syariah di Kabupaten Bogor. Sekaligus menjadi upaya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesadaran khususnya masyarakat muslim akan gaya hidup syariah dan halal,” tutur Siti Chomzah.
Kini, berbelanja produk UMK tak perlu lagi khawatir. Sudah banyak produk UMK yang memiliki sertifikat halal. Anda dapat mengecek deretan produk UMK lainnya yang bersertifikat halal melalui website www.halalmui.org, aplikasi Halal MUI yang dapat diunduh di Playstore, serta website BPJPH. Pelaku usaha juga dapat mengakses beragam layanan lainnya, seperti informasi layanan pengujian nilai gizi bagi UMK yang ditawarkan Lab LPPOM. (ZUL)
