• Home
  • Berita
  • Peringati Tahun Baru Islam dan Hari Kemerdekaan, LPPOM MUI Selenggarakan Doa Bersama

Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1443 Hijriah dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyelenggarakan acara Tausyiah Muharram dan Doa Bersama LPPOM MUI pada akhir pekan lalu.

Pandemi ini sesungguhnya selain sebagai ujian, tapi juga sebagai rahmat untuk lebih mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan. Tausyiah Muharram dan Doa Bersama LPPOM MUI diselenggarakan sebagai bentuk keperihatinan sekaligus syukur dalam menghadapi kondisi pandemi corona virus disesase 2019 (COVID-19) yang sampai saat ini belum juga berakhir.

“Kita patut bersyukur atas kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT sampai hari ini. Sudah banyak masyarakat yang terkena pandemi COVID-19. Diantaranya ada yang sembuh, tapi ada juga kerabat kita yang mendahului kita,” Direktur Eksekutif LPPOM MUI, Ir. Muti Arintawati, M.Si.

Lebih lanjut, Muti mengatakan bahwa di kala banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya, LPPOM MUI dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan terus berkembang mengemban amanah dalam memajukan sertifikasi halal.

Kesempatan ini menjadi momen bersama untuk memanjatkan doa agar pandemi COVID-19 segera berlalu. Ketua Majelis Ulama (MUI) Pusat, K.H. M. Cholil Nafis, Ph.D. memimpin doa bersama untuk para pendahulu dan memberikan tausiyah Muharram.

Dalam tausiyahnya, Kiai Cholil mengingatkan sabda Rasulullah saw. Rasulullah pernah bersabda: “Wa kafa bil mawti wa idzho”, yang artinya “Cukuplah kematian itu sebagai pengingat”. Salah satu upaya berbuat baik kepada yang telah meniggal adalah dengan mendoakannya.

Terdapat tiga amalan yang diterima saat manusia meninggal dunia. Diantaranya, ilmu yang bermanfaat untuk menjaga kemaslahatan umat, amal jariah, dan doa anak shaleh. Kiai Cholil menekankan pentingnya meluruskan niat saat bekerja. Jika dilakukan dengan niat yang lurus, bekerja di LPPOM MUI dapat menjadi salah satu jalan mencapai tiga amalan yang tak terputus.

“Halalan thayyiban. Jika apa yang kita konsumsi baik, maka akan baik pula amalan kita. Begitu pun sebaliknya. Kalau kita tidak mengonsumsi makanan yang halal, maka ibadah kita pun tidak akan diterima,” terang Kiai Cholil. (YN)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.