Search
Search

Menjaga Pangan Tetap Thayyib: Laboratorium LPPOM MUI Soroti Pentingnya Pengujian Salmonella 

  • Home
  • Berita
  • Menjaga Pangan Tetap Thayyib: Laboratorium LPPOM MUI Soroti Pentingnya Pengujian Salmonella 
Menjaga Pangan Tetap Thayyib: Laboratorium LPPOM MUI Soroti Pentingnya Pengujian Salmonella

Dalam upaya memperkuat jaminan keamanan pangan, Laboratorium LPPOM MUI kembali menekankan pentingnya pengujian mikrobiologi, khususnya terhadap bakteri Salmonella, sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep thayyib. Bakteri patogen ini tak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga dapat mengganggu integritas produk pangan yang diklaim halal dan layak konsumsi. 

Melalui seminar bertajuk “Innovations in Detecting Salmonella in Animal-Based Products”, Laboratorium LPPOM MUI mengajak pelaku industri, akademisi, hingga regulator untuk lebih waspada terhadap ancaman kontaminasi Salmonella, terutama pada produk pangan asal hewan. Direktur Strategi dan Operasional LPPOM, Ir. Sumunar Jati, M.P, menyampaikan hal ini dalam seminar yang digelar pada 2 Juli 2025 di Gedung Global Halal Center, Bogor. 

“Bahaya kontaminasi dari patogen perlu kita dekati dengan pengembangan sains agar bisa dideteksi secara cepat. Hal ini penting agar potensi bahaya dapat diidentifikasi sejak dini, terutama dalam produk pangan asal hewan yang berasal dari luar negeri,” ungkap Jati. 

Sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), LPPOM terus meningkatkan layanannya. Kini, melalui Laboratorium LPPOM MUI, perusahaan pangan dapat melakukan pengujian terkait halal dan beragam pengujian dari sisi keamanan produk untuk kebutuhan industri dalam memenuhi regulasi baik dari sisi halal maupun keamanan pangan. Laboratorium ini menjadi pintu industri dalam memenuhi regulasi di Indonesia, termasuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Peneliti SEAFAST Center IPB University, Prof. Ratih Dewanti Hariyadi, Ph.D, menyebutkan Salmonella dapat ditemukan dalam produk pangan (produk akhir) melalui bahan baku yang bersinggungan dengan produk akhir,  dan  dari lingkungan produksi (dari berbagai sumber termasuk pekerja). Penelitian menunjukkan bahwa bakteri Salmonella bisa menjadi lebih tahan terhadap panas, terutama ketika berada di produk makanan yang kering, seperti susu bubuk, bumbu kering, atau makanan ringan. 

“Dalam kondisi kering, bakteri seperti Salmonella akan menyerap dan menyimpan lebih banyak ion atau zat terlarut dari lingkungannya. Proses ini dilakukan untuk menyeimbangkan diri agar bisa bertahan hidup meskipun lingkungannya kekurangan air,” ujar Prof. Ratih. 

Pihaknya juga menjelaskan bahwa penumpukan zat tersebut di dalam sel bakteri dapat membuat struktur selnya menjadi lebih stabil. Akibatnya, bakteri menjadi lebih tahan terhadap panas, dan tidak mudah mati meskipun sudah mengalami proses pemanasan.  Hal ini, tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses pengolahan makanan, karena bakteri yang tahan panas bisa saja tetap hidup dan membahayakan kesehatan jika tidak ditangani dengan metode yang tepat. 

Sementara itu, Kapoksi Keamanan Produk Hewan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Drh. Ira Firgorita, menyampaikan terkait hasil pengujian bakteri patogen menunjukkan bahwa kontaminasi Salmonella paling banyak ditemukan pada daging unggas, yang menyumbang sekitar 67% dari total kasus positif. Daging sapi menempati posisi kedua dengan kontribusi sebesar 20,5%. Sementara itu, produk lain seperti telur dan susu sapi juga ditemukan mengandung Salmonella, namun dengan persentase yang lebih kecil. 

“Temuan ini menegaskan betapa pentingnya pengawasan ketat dan pengujian rutin terhadap produk hewani, terutama pada daging unggas dan sapi, sebagai langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran Salmonella yang bisa mengancam kesehatan konsumen,” jelas Ira. 

Dalam kesempatan yang sama, Molecular R&D Senior Specialist, Laboratorium LPPOM MUI, Willery Yeo, S.Si,  menuturkan bahwa keberadaan Salmonella dalam makanan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari keracunan makanan, diare, mual, muntah, hingga penyakit serius seperti tifus dan demam tinggi.  

Oleh karena itu, menurutnya, pengujian laboratorium menjadi sangat penting sebagai bentuk autentikasi bahwa suatu produk pangan bebas dari kontaminasi bakteri patogen, khususnya Salmonella. Hasil pengujian ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk perlindungan konsumen, tetapi juga menjadi syarat penting untuk menjamin bahwa produk dapat diterima di pasar ekspor yang memiliki standar keamanan pangan yang ketat. 

“Dengan adanya hasil uji yang valid dan terstandarisasi, pelaku industri memiliki dasar ilmiah yang kuat untuk menyatakan bahwa produk mereka aman, sehat, dan layak dikonsumsi, sekaligus mendukung prinsip “halalan thayyiban” dalam rantai pasok pangan global,” terang Willery. 

Pangan yang aman dan thayyib bukan hanya sekadar label, tetapi hasil dari sistem yang kuat dan terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir. Salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkannya adalah ancaman kontaminasi dari patogen berbahaya, seperti Salmonella, yang kerap kali tersembunyi di balik rantai pasok pangan, termasuk produk-produk impor. Menyikapi hal ini, Laboratorium LPPOM MUI menekankan pentingnya deteksi dini melalui pendekatan berbasis sains dengan pengujian laboratorium.  

Untuk mendukung produk pangan hewani yang halal dan aman, Laboratorium LPPOM MUI memiliki akreditasi akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2017 untuk laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Hal ini sebagai komitmen dalam memberikan pelayanan yang prima dan profesional dalam pengujian laboratorium.  

Laboratorium LPPOM MUI merupakan laboratorium pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menawarkan pengujian satu atap terkait halal dan vegan. Laboratorium LPPOM MUI memiliki beragam layanan seperti untuk pengujian halal, keamanan pangan dan uji cemaran seperti dietillen glikol dan propilen glikol untuk farmasi, serta etilen oksida untuk pangan, uji 1,4-dioxane untuk kosmetik dan juga pengujian cemaran bakteri Salmonella. Seluk beluk pengujian secara lengkap dapat dicek pada https://e-halallab.com/

Tertarik melakukan pengujian cemaran bakteri Salmonella? Pastikan produk pangan Anda aman, sehat, dan sesuai standar thayyib dengan layanan pengujian terpercaya dari Laboratorium LPPOM MUI. Segala informasi terkait pengujian Salmonella maupun jenis uji lainnya dapat Anda akses dengan mudah melalui website resmi kami https://e-halallab.com/ atau ikuti update kami di Instagram: @lab.lppommui. Mari wujudkan produk pangan yang tidak hanya halal, tapi juga benar-benar thayyib. (ZUL)