Search
Search

Mengenal Whey protein dan Aspek Kehalalannya

Oleh Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr., Auditor Senior LPPOM MUI

Whey protein adalah pecahan protein yang ditemukan dalam susu, dan umumnya sering dikonsumsi masyarakat. Untuk mengetahui manfaat whey bagi tubuh serta aspek kehalalannya, berikut ulasan ringkasnya.

Para pecinta olahraga sudah mengenal whey protein, khususnya yang ingin membentuk tubuh seperti atlet binaraga. Para atlet secara alamiah berkompetitif, ingin sukses, dan tumbuh kesadaran memilih nutrisi yang mampu memengaruhi prestasi, sehingga memilih ergogenik nutrisi. Bukti ilmiah dari ergogenik nutrisi yang beredar masih sangat sedikit, sedangkan penelitian whey protein yang berkesinambungan menyatakan beberapa manfaat khusus diantaranya mempromosikan kesehatan ulang, kekebalan yang lebih kuat, dan hasil yang lebih baik dari latihan olahraga (Cribb, 2006). Whey protein sangat populer di kalangan atlet, karena berfungsi untuk meningkatkan status fisik dari para olahragawan dan latihan atletis.

Dr. Kevin Adrian, dalam ulasannya di Alodokter. com menjelaskan, whey protein umumnya dikonsumsi oleh binaragawan dan para penggemar olahraga untuk membentuk massa otot. Namun, masyarakat awam yang bukan atlet juga dapat mengonsumsi whey protein untuk memenuhi kebutuhan protein harian.

Menurut guru besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr., salah satu suplemen protein yang banyak dikenal masyarakat adalah susu protein, seperti kasein dan whey protein. Suplemen protein mengandung salah satu atau beberapa asam amino esensial yang harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa atlet lebih berisiko mengalami kerusakan jaringan otot, terutama saat menjalani latihan atau pertandigngan olahraga berat, sehingga asupan kebutuhan protein atlet meningkat. Peningkatan kebutuhan protein diperlukan untuk proses peningkatan sintesis protein agar terjadi proses perbaikan dan remodelling serat otot rangka yang rusak pada latihan berat tersebut.

Peningkatan sintesis protein secara perlahan dapat menyebabkan hipertropi otot dan akhirnya akan mempengaruhi komposisi tubuh. Yang dimaksud dengan komposisi tubuh adalah jumlah seluruh bagian tubuh yang terdiri dari jaringan lemak dan massa jaringan tanpa lemak. Massa jaringan tanpa lemak terdiri dari massa otot, tulang, kulit, jaringan tubuh bukan lemak dan jaringan tubuh lainnya. Performa atlet sangat dipengaruhi oleh massa lemak dan massa tubuh tanpa lemak yang proporsional.

Komposisi tubuh dan berat badan termasuk faktor penting yang mempengaruhi performa latihan. Berat badan dapat mempengaruhi kecepatan, daya tahan, dan power seorang atlet, sedangkan komposisi tubuh dapat menghasilkan kekuatan, kelincahan dan penampilan seorang atlet.

Dari berbagai informasi dan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa produk whey adalah jenis nutrisi yang berperan dalam meningkatkan kekuatan dan massa jaringan otot, menambah berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh (mampu melawan serangan kuman dan virus penyebab penyakit), dan mempercepat penyembuhan luka.

Walaupun berbagai informasi riset menyatakan bahwa konsumsi whey protein secara rutin dapat mengurangi kolesterol, trigliserida, dan tekanan darah, serta menjaga kesehatan organ-organ penting tubuh, seperti otak dan jantung, penelitian terkait efektivitas dan manfaatnya bagi kesehatan masih perlu ditingkatkan.

Pengenalan produk whey yang beredar di pasar

Produk whey yang beredar di pasar dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan cara pengolahannya , yaitu :

  1. Whey Protein Concentrate (WPC) yang umumnya banyak digunakan oleh industri makanan dan minuman. Sebelum ditemukan teknologi ultra-filtration, WPC mengandung 30-40% protein, serta kandungan laktosa dan lemak tinggi. Perkembangan teknologi ultra-filtration mampu menghasilkan WPC dengan kandungan protein 70-80%, serta kandungan laktosa dan lemak yang rendah.
  2. Whey Protein Isolate (WPI) mengandung protein sangat tinggi, laktosa sangat rendah, dan hampir bebas lemak. WPI berkualitas baik jika diproses pada suhu dan tingkat keasaman rendah.
  3. Ion-exchanged Whey protein (IWP) adalah WPC yang mengalami proses ionisasi menggunakan elektrik dan pereaksi untuk menyaring protein. IWP mengandung kadar protein tertinggi dibandingkan dengan proses lainnya, dan memiliki beberapa kekurangan, yaitu laktoferin yang bersifattantivirus dan penambah daya tahan tumbuh.
  4. Cross Flow Microfiltration Whey Protein Isolate (CFM) adalah whey isolate protein yang diolah pada suhu rendah menggunakan teknologi filtrasi keramik berteknologi tinggi. CFM adalah merek dagang yang terdaftar dari Glanbia Nutritional, mengandung protein sangat tinggi, serta kandungan lemak dan laktosa sangat rendah. Selain itu, CFM juga mengandung kalsium yang tinggi dan sodium rendah.
  5. Hydrolyzed Whey protein atau protein yang dipecah menjadi bagian-bagian kecil asam amino (disebut peptida) menggunakan enzim tertentu. Hal ini memudahkan peptida diserap tubuh daan bermanfaat bagi orang (baya dan anak kecil) dengan gangguan penvernaan atau alergi terhadap protein.

Secara umum whey protein mengandung komponen protein utama kasein dan whey. Sebagai contoh, protein susu sapi mengandung kadar kasein 80%, dan kadar protein whey 20%. Kandungan protein whey pada susu adalah alfa-lactalbumin (20%), beta-Lactoglobulin (50%), serum albumin (10%), immunoglobulin (10%), dan pepton protease (<10%). Protein whey memiliki skor kualitas protein dan proporsi Branched Chain Amino Acid (BCAA) yang tinggi, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan massa otot, hormone pertumbuhan Insulin Growth Factor (IGF)-1 merangsang sintesis protein melalui aktifan sinyal mTOR (Mitchell et al., 2015)*. Whey merupakan produk makanan yang mempunyai nutrisi yang cukup lengkap dan banyak dipakai dalam industri makanan sebagai pangan fungsional. Whey dapat ditemukan di dalam yoghurt, berupa cairan bening yang berada di atas endapan susu.

Bagaimana Aspek Kehalalan Whey?

Menurut Sedarnawati, aspek kehalalan produk whey dapat dicermati dari bahan yang digunakan dan proses produksinya. Dari aspek bahan, whey adalah protein yang berasal dari susu dan turunannya. Susu sapi murni yang diperoleh langsung dari induk sapi adalah halal untuk dikosumsi, tetapi jika susu berasal dari hewan haram, maka susu dan produk turunannya juga haram.

Kewaspadaan terhadap produk whey menjadi penting karena pembuatan whey dapat berasal dari keju ataupun mentega yang rentan dengan penggunaan enzim, seperti rennet dan pepsin. Pepsin dan rennet ini dapat berasal dari babi, meskipun tidak semua produk tersebut berasal dari babi. Whey juga dapat berasal dari pengasaman susu dan pemisahan gumpalan, sehingga asam yang digunakan bisa saja kritis jka tebruat dari produk mikrobial seperti asam sitrat.

Meskipun whey berasal dari sapi, susu dan produk olahannya dapat menjadi haram jika diolah menjadi produk lain dengan berbagai bahan campuran yang memiliki titik kritis kehalalan. Oleh karena itu, kehalalan produk whey perlu diwaspadai. Para konsumen dituntut cermat memilih, terutama jika produk whey berasal dari negara yang belum menerapkan standar halal secara ketat, seperti Eropa, Amerika maupun Cina.

Dari aspek proses produksi, pembuatan whey dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui pengendapan protein susu dengan cara pengasaman, pemanasan, atau dengan penambahan rennet. Sebagai bahan pangan, whey dapat dipekatkan melalui penguapan untuk mendapatkan konsentrat yang lebih kental, selanjutnya dilakukan penguapan untuk memperoleh whey bubuk.

Whey dapat diperoleh dari proses penyaringan susu sapi, kemudian dengan teknologi, protein ini dapat dipecah kembali menjadi partikel protein yang lebih kecil, seperti laktoferin, imunoglobulin, lisozim, dan glikomaktropeptida. Kandungan protein utama dalam whey adalah betalaktoglobulin, alfa-laktoglobulin, bovine serum albumin (BSA), immunoglobulin (IG), dan laktoferrin (LF). Dari protein tersebut, beta-laktoglobulin merupakan komponen terbesar dalam whey.

Berbagai produk whey beredar di pasar, kehati-hatian dalam membeli produk whey tetap perlu diperhatikan, meskipun ada kabar baik bahwa saat ini telah ada beberapa produk whey yang bersertifikat halal. Yang penting adalah periksa label halal pada kemasannya sebelum membeli whey (***)

Referensi:

Mitchell, W.K.; Phillips, B.E.; Williams, J.P.; Rankin, D.; Lund, J.N.; Smith, K.; Atherton, P.J. 2015. A doserather than delivery profile-dependent mechanism regulates the “muscle-full” effect in response to oral essential amino acid intake in young men. The Journal of Nutrition, Volume 145, Issue 2, February 2015, Pages 207–214

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.