Search
Search

Bijak Menyikapi Ketentuan Allah, Bencana Bukanlah Azab

Setiap peristiwa yang terjadi di muka bumi seperti banjir, tanah longsor maupun gempa bumi, itu merupakan ketentuan dari Allah Swt., bukan sebagai azab. Indonesia beberapa waktu terakhir dilanda bencana alam di berbagai tempat. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah Swt., kita harus menyikapi musibah bencana alam dengan sikap yang bijaksana. Setidaknya, ada sejumlah hikmah yang bisa kita petik dari musibah tersebut.

Hikmah pertama adalah, bahwa bencana alam yang terjadi adalah atas ketentuan Allah Swt. Kita boleh berduka cita dan ikut prihatin atas peristiwa yang terjadi. Namun, sebagai umat Islam kita tidak boleh terlalu sedih, sehingga melupakan aktivitas yang perlu kita lakukan. Dengan adanya bencana alam, umat Islam harus termotivasi supaya memperbaiki sistem ketakwaan.

Kita harus meyakini bahwa gempa bumi adalah bukti kekuasaan Allah Swt. Dengan kata lain, adanya gempa menunjukkan manusia itu memang sangat tidak berdaya untuk menghadapi bencana gempa. Karena itu, tidak ada pelindung dari gempa selain perlindungan dari Allah Swt.

Hikmah berikutnya adalah bahwa gempa bumi bukanlah sebuah azab dari Allah. Hal ini hendaknya menjadi pegangan bagi kita semua agar mengutamakan pertolongan antar sesama di saat keadaan musibah seperti bencana alam.

Saat ini, jauh lebih penting membangun rasa kemanusiaan termasuk tidak memberikan penilaian berlebih kepada saudara-saudara yang terkena musibah. Jangan sampai pihak-pihak di luar sana menyebut masyarakat yang terkena musibah itu merupakan bagian dari azab. Jangan sekali-kali menyebutkan mereka ini adalah kelompok masyarakat yang sedang diazab oleh Allah Swt.

Datangnya bencana tidak boleh disebutkan sebagai sebuah azab. Ragam bencana alam yang ada itu datangnya dari Allah Swt. dan sebagai bentuk peringatan atau tanda-tanda kekuasan-Nya.

Masyarakat yang menjadi korban gempa umumnya orang-orang yang saleh, sehingga masyarakat tidak layak membuat opini seolah-olah bencana alam merupakan azab dari Tuhan. Hikmah yang harus kita ambil, meski bencana ini datang dari Allah, tapi jangan mudah menyimpulkannya sebagai azab.

Yang harusnya kita lakukan hanyalah saling mendoakan, bukan saling menjatuhkan dan menyalahkan orang lain seolah diri kita memang benar-benar suci. Kita harus menyadari bahwa manusia merupakan sosok yang penuh dosa. Bukan menjadi hal yang bijak jika korban bencana mendapat celaan seperti itu. Islam agama yang baik, yang menuntun umatnya untuk senantiasa berbuat baik.

(*Rafani Achyar, Sekretaris Umum MUI Jabar, dirangkum dari berbagai sumber)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.