DI BALIK KERENYAHAN CHURROS, MAKANAN KHAS ASAL SPANYOL

Churros, yang dalam Bahasa Spanyol dilafalkan dengan tsurro, merupakan hidangan tradisional khas asal Spanyol yang kini semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Di balik rasanya yang gurih dan renyah, camilan ini bisa didapatkan di kedai khusus atau pasar swalayan, bisa juga dibuat sendiri di rumah. Bagaimana kehalalannya?

Semakin banyak makanan khas asal manca negara yang kini beredar dan cukup populer di Indonesia. Selain makanan dari Jepang, Korea atau China, ada lagi makanan khas dari luar negeri yang menjadi buruan para pecinta kuliner di Indonesia. Salah satunya adalah churros, semacam kue donat kering dan renyah asal negeri matador, Spanyol.  

Di negeri asalnya, churros sering dinikmati sebagai camilan jalanan atau sebagai pengganti sarapan pagi. Seperti dilansir GridKids.id., biasanya churros dinikmati bersama cokelat panas kental atau disajikan dengan kopi khas Spanyol yang dicampur dengan susu panas, yaitu cafe con leche. 

Sejarah Panjang Churros  

Meski diyakini berasal dari Spanyol, hingga saat ini belum ada sumber sejarah pasti tentang asal-muasal atau sejarah dari kuliner churros ini. Ada yang menyebutkan, churros terinspirasi dari you tiao atau cakwe dari China.  

Cerita churros yang dikaitkan dengan cakwe asal Cina didasarkan dari kisah para pelaut Portugis yang menemukan bahwa di China bagian utara ada makanan bernama you tiao atau cakwe di Indonesia. Para pelaut Portugis yang tertarik dengan makanan ini kemudian membawanya pulang ke negaranya. Orang-orang Spanyol kemudian belajar membuat you tiao dari orang-orang Portugis lalu memodifikasi resepnya untuk kemudian muncul nama churros. Nama churros diambil dari adonan yang menggunakan cetakan dengan ujung seperti bintang. Inilah bentuk churros yang akrab dikenal hingga kini. 

Ada juga versi lain yang mengisahkan bahwa kata churro berasal dari nama kambing yang mereka gembalakan yaitu Navajo-Churro. Sebab, tanduk dari domba tersebut dianggap mirip dengan bentuk dari churros yang kita kenal sampai hari ini. Ketika itu, churros dianggap sebagai bekal yang praktis bagi para penggembala yang tak mau repot membeli roti sebagai bekal. Churros bisa menjadi pengganti roti karena bahan dan proses pembuatannya cukup mudah, hanya perlu menggoreng adonan yang sudah disiapkan.  

Pada awalnya, churros memang terbuat dari bahan yang sangat sederhana, yakni adonan tepung, air dan garam. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat modern menambahkan adonan churros dengan telur dan butter dan bahan lain untuk menambah rasa dan tekstur.  

Selain dikenal di Portugis dan Spanyol, kini chorus juga populer di sejumlah negara dengan variasi penyajian masing-masing. Ayu Ma’as dalam ulasannya di kids.grid.id menjelaskan, di berbagai negara di Asia, churros disajikan dengan taburan gula cokelat dan kayu manis. Lain lagi dengan penyajian churros di Brazil, biasanya dinikmati bersama saus karamel. Sedangkan di Kuba, churros biasanya dibuat dengan isian buah dan di Nikaragua churros diisi dengan krim keju.  

Di Indonesia, selain dijual di supermarket dan di beberapa resto khusus Amerika Latin atau Eropa yang disebut churrerias, churros juga bisa dibeli di toko-toko online. Selain itu, makanan ini juga bisa dibuat sendiri di rumah. Menurut pecinta kuliner Fitri Sasmaya di akun blog pribadinya @fitrisasmaya, churros cocok sebagai makanan pendaming minum teh atau kopi di pagi atau sore hari. “Bikinnya sangat mudah,” katanya.  

Untuk membuat churros yang sesuai dengan lidah orang Indonesia, setidaknya diperlukan berbagai bahan, antara lain terigu, mentega, minyak goreng, gula pasir, garam, telur, kayu manis dan gula halus. Cara pembuatannya juga cukup mudah, mirip membuat donat atau cakwe, yakni dengan membuat adonan kemudian digoreng. Sedangkan topping atau campurannya bisa apa saja, sesuai selera. Bisa cokelat kental atau gula halus.  

Bagaimana Kehalalan Churros?  

Dari sisi kehalalan, Auditor LPPOM MUI, Naomi Carissa Intaqta menjelaskan, meski bahan-bahan yang digunakan tidak melibatkan unsur hewani seperti lemak atau daging, konsumen tetap harus berhati-hati dalam mengonsumsi churros. Terlebih lagi jika makanan tersebut dibeli di toko swalayan, restoran ataupun di toko-toko online.  

“Kehati-hatian ini perlu karena kita tidak mengetahui bahan apa saja yang digunakan, dan bagaimana proses pembuatannya. Bisa jadi melibatkan bahan baku atau bahan tambahan yang tidak halal,” ujarnya.  

Naomi menjelaskan, komposisi bahan churros terdiri dari terigu, gula, mentega, minyak goreng, dan kayu manis. Dari bahan baku yang digunakan relatif aman dari sisi kehalalan karena berasal dari tumbuh-tumbuhan, serta mentega yang berasal dari susu.  

Sementara dari bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan dapat berasal dari turunan hewan dan bahan kompleks seperti penggunaan enzim untuk proses hidrolisis gula, penggunaan karbon aktif pada proses pemurnian minyak goreng, fortifikasi vitamin pada terigu, dan kemungkinan penggunaan bahan kritis lainnya.  

Dengan semakin kreatifnya variasi tambahan dalam olahan churros, konsumen tetap harus berhati-hati. Churros yang disajikan di restoran Amerika Latin atau Eropa, misalnya, mungkin ditambahkan dengan lemak babi atau flavor rhum sebagai bagian dari bahannya. Hal ini jelas haram.  

Oleh karena itu, Naomi berpesan jika ingin menikmati churros harus dipastikan bahwa sajian yang hendak dinikmati tersebut terjamin kehalalannya. Pilihan lainnya adalah dengan membuat churros sendiri, dengan bahan-bahan yang tentu saja halal. (***)