Pelaku usaha terus dituntut untuk menginovasi produknya agar bisa bersaing di pasaran. Kini, sepanjang jalan kita bisa melihat berbagai gerai makanan dan minuman, dari tempat yang besar hingga kios kecil. Salah satunya adalah aneka minuman teh susu dengan tambahan topping di dalamnya.

Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr, dosen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor sekaligus auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), menjelaskan bahwa pada dasarnya teh dan susu adalah jenis minuman yang menyehatkan dan berkhasiat bagi tubuh karena bahannya alami.

(Baca juga : Boba, Teliti Kehalalannya)

“Teh memiliki manfaat bagi kesehatan, yaitu mencegah kanker, menghambat terbentuknya kolesterol darah, mengontrol tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah, memperlambat penuaan, dan menyegarkan badan,” jelasnya.

Lebih lanjut dipaparkan bahwa teh mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh, di antaranya: polifenol, theofolin, flavonoid/metixantin, tanin, vitamin C dan E, catechin, serta sejumlah mineral (Zn,Se, Mn,Mg). Kandungan senyawa tersebut berperan sebagai antimutagenik, antikanker, mengobati gangguan saluran pencernaaan, menetralkan lemak dalam makanan, mencegah oksidasi lemak densitas rendah, menurunkan kolesterol darah, menyegarkan pernafasan, merangsang batang otak, penangkal radikal bebas, menghambat perkembangan virus, dan menghambat tekanan darah tinggi.

Sementara susu, yang dikenal sebagai makanan sempurna, mengandung protein dan vitamin yang dibutuhkan bayi dan secara umum berguna untuk kesehatan manusia (segala umur). Tentu akan sangat baik jika minuman boba menggunakan susu sapi murni karena memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti protein, vitamin D, kalsium, fosfor, magnesium, immunoglobin, vitamin A, Zinc, asam lemak esensial, laktosa, dan asam amino esensial. Selain itu, susu sapi murni termasuk ke dalam daftar bahan tidak kritis.

Namun, akan lain ceritanya jika teh dan susu ini dikonsumsi dengan campuran bahan lain. Campuran tersebut bisa berupa gula, perasa, krim keju, pudding, boba, dan sebagainya. Selain dampaknya terhadap kesehatan tubuh, kehalalan minuman ini juga menjadi hal yang perlu disoroti.

“Minuman seperti ini umumnya memiliki rasa manis yang cukup pekat, apalagi ditambah dengan topping yang juga memiliki kalori cukup tinggi,” ungkap Sedarnawati.

Anggaplah, lanjutnya, satu porsi minuman boba (standar 475 mL) mengandung sekitar 38 gram gula atau sama dengan 350-500 kalori. Jumlah ini sudah melebihi batas asupan gula yang direkomendasikan oleh American Heart Association, yakni 150 kalori per hari utk pria dewasa dan 100 kalori per hari untuk wanita dewasa.

Karena itu, konsumsi minuman kekinian ini perlu diperhatikan secara cukup serius. Konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau risiko muncul penyakit tertentu. Kadar gula tinggi, misalnya, yang dapat menyebabkan resisten insulin. Dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan penyakit diabetes tipe 2. Selain itu, menimbulkan permasalahan di perut, seperti kembung, nyeri, dan keram. (YN)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.