“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183)
Ayat tersebut secara jelas memberikan perintah kepada orang yang beriman untuk berpuasa. Sementera itu, dijelaskan selanjutnya, tujuan berpuasa adalah “… agar kamu bertakwa”. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang muslim yang beriman perlu mengetahui ciri-ciri atau indikator takwa. Hal ini diperlukan agar self assessment dapat dilakukan untuk mengukur indikator takwa dalam diri. Untuk mencapai takwa yang menjadi derajat keimanan yang tinggi, seorang muslim perlu mengerahkan seluruh sumber dayanya,
Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-4 disebutkan, “Alif Lām Mīm. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
Berdasarkan ayat tersebut, terdapat beberapa ciri orang bertakwa:
1. Beriman kepada yang Ghaib
Beriman kepada yang ghaib adalah beriman kepada yang tidak terlihat, seperti meyakini keberadaan Allah, malaikat, surga neraka, dan catatan amal. Dengan beriman kepada hal ghaib, niscaya seseorang akan menjaga perilakunya. Dengan begitu, target ibadah akan tercapai dan kehidupan yang dijalani akan penuh keberkahan.
2. Menegakkan Shalat
Poin ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar melakukan shalat. “Melakukan shalat” berarti hanya dilakukan dalam satu waktu, tetapi “menegakkan shalat” itu berarti shalat telah menjadi hal yang senantiasa diterapkan. Seorang yang sekali saja bernyanyi, tidak lantas disebut sebagai penyanyi. Begitu pula dengan shalat. Orang yang sekali saja shalat, belum dapat dikatakan sebagai “menegakkan shalat”. Pada surat Al-Ankabut ayat 45 disampaikan bahwa “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”.
3. Menginfakkan Sebagian Rezeki
Sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan, “Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”. Tidak berlebihan jika disebutkan bahwa bersedekah mampu menghilangkan sifat kikir, serakah, dan cinta dunia sehingga melindungi diri dari api neraka. Oleh karena itu, Islam menganjurkana umatnya untuk berzakat dan berinfaq. Jika dilakukan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan serta ditunjang dengan adanya amil (pengelola dana umat) yang amanah, maka seharusnya sudah tidak ada orang Islam yang miskin di Indonesia.
4. Beriman kepada Al-Qur’an
Beriman kepada Al-Qur’an artinya mengimani kisah dan syariat yang terdapat pada Al-Qur’an sehingga secara sukarela berusaha sepenuh hati untuk menerapkan seluruh syariat yang ada.
5. Yakin Adanya Hari Kiamat
Poin ini mirip dengan beriman pada hal yang ghaib. Jika seseorang yakin dengan adanya hari kiamat, artinya dia yakin bahwa seluruh perbuatan akan dihisab secara adil. Tindakan kriminal, kecurangan, dan perbuatan buruk lainnya akan dihindari. Seseorang bisa saja lolos dari pengadilan dunia, tetapi tidak akan bisa lolos dari pengadilan akhirat.
Selain lima poin di atas, beberapa surat dalam Al-Qur’an menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa. Surat Al-Baqarah (177) menyebutkan beriman kepada Allah, malaikat hari akhir, kitab suci, para nabi; memberikan harta yang dicintainya; shalat; zakat; menepati janji; serta bersabar. Surat Ali Imran (16 -17) menyebutkan sabar, benar, berinfaq, dan memohon ampunan pada akhir malam/ waktu sahur. Surat Ali-Imran (133-136) menyebutkan bersegera memohon ampunan, mengendalikan amarah, dan memaafkan orang lain.
Jika dijelaskan secara rinci, sebenarnya seluruh indikator takwa terangkum dalam berbagai kegiatan di bulan Ramadhan. Beriman kepada yang ghaib, misalnya, keputusan untuk tidak membatalkan puasa seklipun tidak ada orang yang melihat. Kemudian, pada poin menegakkan shalat dibuktikan dengan pelaksanaan ibadah sunnah Shalat Tarawih, sekalipun dilakukaan pada malam hari dengan rakaat yang tidak sedikit.
Untuk poin infaq, tentu pada bulan Ramadhan, umat Islam berlomba untuk memperbanyak sedekah karena pahalanya yang berlipat. Sudah banyak hadis yang mengangkat keutamaan infaq atau bersedekah untuk berbuka puasa, yang bahkan pahalanya senilai dengan puasa orang tersebut tanpa mengurangi pahala yang bersangkutan.
Kaitannya dengan beriman kepada Al-Qur’an, Ramadhan menjadi bulan diturunkannya Al-Qur’an. Pahala membaca Al-Qur’an pada bulan ini sangat besar, sehingga dianjurkan untuk berinteraksi dengan Al-Qur’ansebanyak-banyaknya. Poin terakhir, yakin adanya hari kiamat. Upaya muslim untuk mengejar malam Lailatul Qadar merupakan salah satu tanda takwa agar memiliki timbangan amalan kebaikan yang berat pada hari akhir.
Sementara terkait bersabar, sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim telah menjelaskan secara gamblang terkait sabar, yakni “Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa’”. Meski Ramadhan telah lama berlalu, namun semangatnya perlu tetap dijaga. Hal ini menjadi salah satu upaya kita untuk dapat menjadi seorang yang bertakwa. (Disarikan dari Kajian Muslimah LPPOM MUI oleh Fadilla, S.TP)