Search
Search

Hati-Hati, Hewan Kurban Stress Bisa Akibatkan Daging Berkualitas Buruk

Hati-Hati, Hewan Kurban Stress Bisa Akibatkan Daging Berkualitas Buruk

Penanganan hewan kurban menjadi satu hal yang perlu diperhatikan dalam keseluruhan proses kurban, utamanya untuk menghindari hewan kurban mengalami stres. Hewan yang stress bisa menghasilkan daging berkualitas buruk. Apa saja yang harus disiapkan agar hewan tidak mudah stress? 

Bulan Dzulhijjah telah datang. Pada bulan ini, terdapat satu ibadah istimewa yang hanya dilakukan sekali dalam setahun, yaitu ibadah kurban. Ibadah ini tepatnya jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Perintah berkurban berlaku bagi umat muslim yang mampu memiliki kelebihan rezeki dan membagikan dagingnya untuk kaum miskin dan dhuafa yang membutuhkan. 

Tentunya, ibadah yang baik ini perlu dibarengi dengan cara yang baik juga menurut Islam. Salah satunya yang sering kali menjadi sorotan adalah proses penyembelihan yang harus sesuai syariat Islam. Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr. Ir. Henny Nuraini, MSi, menjelaskan bahwa proses penyembelihan merupakan kegiatan mematikan hewan hingga tercapai kematian sempurna dengan cara menyembelih yang merujuk pada kaidah kesejahteraan hewan dan syari’ah agama Islam.  

“Dalam proses ini, terdapat lima persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya yaitu standar hewan harus halal, dalam keadaan hidup, dan sehat,” ujar Henny yang juga sebagai auditor halal senior di LPPOM. Dalam konteks ini, cara memperlakukan hewan kurban menjadi satu hal yang perlu diperhatikan, salah satunya untuk menghindari strers pada hewan kurban.  

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, drh. Supratikno, M.Si., PAvet., menyampaikan bahwa hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Dari aspek fisik, stress bisa diakibatkan oleh kelelahan atau trauma karena transportasi jauh. Dari aspek psikologis bisa diakibatkan oleh rasa lapar, sakit, kepanasan, bahkan ketakutan. Stres juga bisa disebabkan akibat perkelahian antar-hewan ternak.  

“Stres menyebabkan glikogen dalam otot menurun sampai level yang sangat rendah. Hal ini membuat terjadinya perubahan komposisi biokimia dalam daging. Akibatnya, saat penyembelihan, kualitas daging menjadi DFD (Dark – Firm – Dry) atau bisa diartikan kualitas daging jelek,” terang Supratikno. 

Pada hewan yang stres akut parah, lanjutnya, akan terjadi respirasi anaerob yang menghasilkan sisa metabolit berupa asam laktat. Sedangkan, asam laktat yang terlalu tinggi pada saat penyembelihan atau penurunan pH yang terlalu cepat menyebabkan darah banyak tertinggal di dalam otak dan otot, serta pembuluh darah menutup atau tersumbat.  

“Kedua hal tersebut menyebabkan ketidaksempurnaan pengeluaran darah. Kualitas daging menjadi pucat, lembek, dan berair. Daging seperti ini akan mudah busuk dan susut masaknya tinggi,” jelas Supratikno. 

Untuk meminimalisir tingkat stres hewan, beberapa hal terkait lokasi penyembelihan harus diperhatikan, di antaranya: 

  1. Lokasi penyembelihan merupakan daerah terbatas.  
  1. Hanya orang yang berkepentingan yang boleh masuk ke area penyembelihan.  
  1. Diusahakan kondisi yang tenang.  
  1. Terpisah dari tempat penampungan hewan.  
  1. Hewan hidup tidak boleh melihat hewan lain sedang disembelih/dipisahkan kepalanya.  
  1. Hewan baru boleh dibawa ke tempat penyembelihan ketika semua petugas dan peralatan sudah siap.  

Bagaimana? Sudah siapkah Anda menghadapi momen yang penuh berkah ini? Mari cek lagi kesiapan kita dalam menyambut Idul Adha. Semoga setiap upaya kita dalam mencari kepberkahan dalam momen ini mendapatkan pahala berlipat dari Allah Swt. LPPOM MUI menyediakan beragam saran edukasi mengenai penyembelihan halal melalui media sosial LPPOM MUI, termasuk Youtube dan Instagram (YN)