Bulan puasa dan diakhiri dengan Hari Raya Idul Fitri, jika tidak disikapi dengan bijak seringkali membuat kondisi tubuh tidak stabil. Bagaimana agar selama berpuasa dan Idul Fitri tubuh tetap fit dan bugar?   

Para pakar kesehatan menyarankan agar selama berpuasa kita melakukan kegiatan olahraga yang ringan-ringan. Hal ini penting untuk menjaga agar tubuh tetap bugar, dan puasa dapat dijalankan dengan penuh ikhlas dan suka cita. 

Berolahraga saat puasa juga diyakini dapat membantu tubuh membakar lemak lebih banyak yang akan berujung pada penurunan berat badan. Proses pembakaran lemak di dalam tubuh dikendalikan oleh sistem saraf simpatik. Saraf ini diaktifkan oleh tubuh saat melakukan olahraga dan kekurangan pasokan makanan. Untuk itu, kombinasi puasa dan olahraga dapat memaksimalkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh.

Sebuah penelitian menunjukkan, berpuasa selama 30 hari berturut-turut tanpa melakukan olahraga sedikit pun dapat mengurangi kekuatan dan kebugaran tubuh. Dalam penelitian tersebut, para ahli mengkaji orang yang terbiasa berlatih minimal tiga hari seminggu selama 11 bulan berturut-turut, tetapi saat Ramadhan mereka libur berolahraga. Hasilnya, orang tersebut mengalami penurunan fungsi jantung dan pembuluh darah.

Berhenti berolahraga selama sebulan saat puasa efeknya sama dengan tidak olahraga selama empat bulan. Maka itu, para ahli tetap menyarankan untuk melakukan olahraga selama puasa. Tentu saja jenis, intensitas, dan bobot olahraga saat puasa perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Menurut pakar kebugaran tubuh, Allidina, waktu terbaik untuk olahraga di bulan Ramadhan adalah beberapa saat sebelum matahari terbenam atau menjelang buka puasa. Allidina juga merekomendasikan berolahraga sekitar satu jam setelah buka puasa, karena makanan telah terserap tubuh dan memberikan energi yang dibutuhkan.

Instruktur fitness Zehra Allibhai mengungkapkan, olahraga di bulan puasa lebih dimaksudkan untuk menjaga agar tubuh tetap bugar secukupnya, bukan untuk mencapai prestasi tertentu. Selama tidak membuat tubuh tersiksa, latihan fisik seperti biasa seperti strength training atau olahraga kardio yang tidak memforsir tubuh masih bisa dilakukan.

Selain mengatur pola olahraga, memilih makanan yang tepat, terutama saat sahur, adalah sebuah keharusan di bulan Ramadhan. Sebab, makanan berkaitan erat dengan energi yang dibutuhkan selama menjalani puasa. Allidina menyarankan smoothies sebagai cara untuk mendapatkan banyak nutrisi dalam waktu singkat. Ia merekomendasikan smoothies dengan bahan buah-buahan, sayur, chia seed, dan selai kacang. Selain itu, protein seperti daging, telur, kacang, dan lentil akan memberi energi yang cukup untuk tubuh. 

Agar tak kekurangan cairan tubuh, Allidina menyarankan meminum air kelapa setelah olahraga. Sup pun menjadi opsi ideal saat sahur atau buka puasa karena selain mengandung bahan-bahan bergizi juga memberi cairan lebih kepada tubuh. 

Untuk menjaga berat badan dan metabolisme tubuh, sebaiknya memang tidak langsung makan makanan berat saat buka puasa. Disarankan, berbuka puasa dengan beberapa kurma dan dua gelas air putih. Segera minum air putih bisa mencegah dorongan tubuh untuk makan lebih banyak. Opsi lainnya adalah makanan yang banyak mengandung air seperti buah semangka atau salad.  Hindari makanan berlemak, serta mengandung gula terlalu tinggi. 

Meskipun berolahraga saat puasa penting, pakar kesehatan dr. Damar Upahita, tidak semua orang boleh melakukannya. Orang-orang yang menderita penyakit kronis, cedera, dan komplikasi tertentu tidak perlu berolahraga di saat puasa. Atau, jika ingin berolahraga lakukan dengan intensitas yang sangat ringan agar tidak mengganggu kesehatan.

Dr. Damar menyarankan, berolahraga saat puasa biasanya dilakukan 90 menit sebelum waktu buka puasa tiba. Hal ini ditujukan agar cadangan energi yang terbakar selama berolahraga dapat tergantikan secepat mungkin untuk mencegah rasa pusing dan mual yang mungkin terjadi.

Adapun jenis olahraga yang bisa dilakukan saat puasa yakni olahraga intensitas ringan hingga sedang. Hindari olahraga dengan intensitas berat karena dapat menghabiskan energi dalam jumlah besar dan cepat. Misalnya berjalan santai, yoga, bersepeda atau senam tai chi. Semoga bermanfaat.  (***)

Sumber: Jurnal Halal 137

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.