ejak dulu, Indonesia sudah terkenal dengan pesona alam yang mengagumkan. Pada 2019, Indonesia tercatat menduduki peringkat pertama dari 130 negara pada acara penghargaan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Sebelumnya, Indonesia berada di peringkat 6 pada 2015, peringkat 4 pada 2016, peringkat 3 pada 2017, dan peringkat 2 pada 2018.
Destinasi dan investasi pariwisata, mendorong sektor pariwisata halal menjadi faktor utama dalam pendapatan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan usaha serta infrastruktur. Pariwisata juga menjadi salah satu sektor terbesar dan tercepat pertumbuhannya dibandingkan sektor lain.
World Travel & Tourism Council (WTTC, 2018) menyebutkan sektor pariwisata memiliki sumbangsih positif terhadap perekonomian global. Ada tiga poin utama yang menjadi dampak pariwisata terhadap ekonomi global, di antaranya:
1. Sektor travel & tourism menyumbangkan 10,40% terhadap Gross Domestic Product (GDP) global.
2. Menyerap 313 juta pekerjaan atau 9,9% dari total lapangan kerja.
3. Mendorong pertumbuhan ekonomi global sebesar 4,60%. Pertumbuhan ini melampaui sektor lain selama 7 tahun berturut-turut.
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa sektor pariwisata secara global turut berkontribusi terhadap variabel makro seperti GDP, pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi pengangguran. Perkembangan pariwisata dan travel secara global tersebut tidak terlepas dari kemudahan akses informasi dan transportasi dalam kunjungan oleh para wisatawan, baik asing maupun dalam negeri.
Salah satu pasar potensial yang diprediksi terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu kunjungan wisatawan Muslim. Hal ini seperti yang disebutkan dalam laporan GMTI 2018, bahwa pangsa pasar wisatawan Muslim tumbuh secara cepat, bahkan diprediksi meningkat USD 220 miliar pada tahun 2020 dan diekspektasikan meningkat USD 80 miliar menjadi USD 300 miliar pada tahun 2026.
Menurut laporan GMTI (2018), terdapat tujuh faktor yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata halal global, diantaranya: pertumbuhan populasi Muslim, pertumbuhan pendapatan kelas menengah (middle income) / disposable income Muslim, populasi generasi Muslim milenial, meningkatnya akses terhadap informasi travel, meningkatnya penyedia jasa travel yang mengakomodir kebutuhan ibadah Muslim (muslim-friendly), travel Ramadhan, dan usaha travel.
Faktor-faktor di atas mendorong Negara-negara di dunia secara perlahan mulai fokus pada pengembangan pariwisata halal. Pengembangan tersebut menurut GMTI (2018) perlu difokuskan kepada empat hal utama, yaitu kemudahan akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan.
Industri pariwisata halal tidak bisa dipisahkan dari industri pendukungnya, atau dalam hal ini dimasukan menjadi rangkaian entry point. Beberapa entry point tersebut membentuk rantai nilai pariwisata halal yang terdiri dari destinasi pariwisata, alat transportasi, hotel dan akomodasi, restoran dan kafe, serta travel and tours.
Industri pariwisata memiliki hubungan saling terkait dengan banyak industri, baik utama maupun pendukung. Hal ini menjadi justifikasi betapa besarnya efek pengganda perkembangan sektor pariwisata terhadap perekonomian. Khususnya dalam pariwisata halal, industri yang terkait tentunya merupakan sektor halal, riil, dan keuangan. Hubungan simultan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. (*)
Sumber: Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024